
Otoritas Sepak Bola Indonesia telah menunda ulang suatu pertandingan yang berakhir dengan salah satu bencana terburuk di stadion sepak bola karena risiko kerusuhan penonton yang lebih besar. Pada bulan Oktober 2022, pertandingan antara dua klub rival, Arema FC dan Persebaya Surabaya, berakhir tragis ketika 135 orang tewas dalam kerumunan setelah pertandingan. Kejadian tragis ini telah mempertegas perlunya peningkatan tindakan keamanan pada pertandingan sepak bola di Indonesia.
Tertarik dengan Sepak Bola? Periksa semua pembaruan game dan lihat semua acara menarik tentang dunia sepakbola hanya untuk Anda! Lihat lainnya…
Kondisi Pasca Kejadian:
Setelah tragedi ini, otoritas Indonesia membatalkan BRI Liga 1, liga sepak bola teratas di negara itu, yang seharusnya dilanjutkan pada November 2022. Keputusan ini diambil untuk memberikan waktu kepada otoritas untuk meninjau dan meningkatkan tindakan keamanan di stadion sepak bola di seluruh negeri.
Hasil investigasi terhadap bencana tersebut menemukan bahwa gas air mata yang ditembakkan oleh polisi Indonesia memicu kerumunan. Meskipun gas air mata telah dilarang sebagai tindakan pengendalian kerumunan oleh badan pengatur dunia sepak bola FIFA. Lima orang, termasuk dua petugas polisi, telah didakwa karena kelalaian dalam insiden tersebut.
Pembukaan Kembali Liga:
BRI Liga 1 dibuka kembali pada bulan Desember 2022, namun penggemar dilarang hadir dalam pertandingan karena risiko kekerasan yang tinggi. Pertandingan liga dimainkan tanpa penonton, hanya pemain, pelatih, dan personel yang diperlukan yang diizinkan masuk ke dalam stadion.
Keputusan untuk melanjutkan liga ini kontroversial, dengan banyak orang yang mempertanyakan apakah ini terlalu cepat setelah peristiwa tragis pada bulan Oktober. Namun, Asosiasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) membela keputusan tersebut, dengan menyatakan bahwa mereka telah mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menjamin keselamatan semua pihak yang terlibat.
Otoritas Sepak Bola Indonesia Penundaan Pertandingan Ulang:
Pembukaan kembali liga tidak terlepas dari tantangan. Pada bulan Februari 2023, polisi Indonesia mengumumkan bahwa pertandingan ulangan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya, dua tim yang terlibat dalam tragedi Oktober, akan ditunda karena risiko kerusuhan penonton yang lebih besar. Keputusan ini diambil karena “sejarah persaingan yang tinggi” antara kedua pendukung tim.
Manajer tim tuan rumah Persebaya, Yahya Alkatiri, mengonfirmasi bahwa pertandingan ulangan dijadwalkan akan dilaksanakan di Gresik yang berdekatan. Namun, polisi menolak izin untuk mengadakan pertandingan karena masih adanya risiko kerusuhan penonton yang tinggi. Sayangnya, pertandingan tidak dapat dimainkan di Surabaya karena adanya peningkatan stadion yang sedang berlangsung.
Otoritas Sepak Bola Indonesia Kesulitan Meningkatkan Keselamatan:
Peristiwa tragis pada bulan Oktober 2022 telah menyoroti kebutuhan untuk meningkatkan langkah-langkah keselamatan dalam pertandingan sepak bola di Indonesia. Namun, menerapkan langkah-langkah tersebut telah menjadi tantangan besar bagi Asosiasi Sepak Bola Indonesia (PSSI).
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh PSSI adalah jumlah stadion sepak bola yang sangat banyak di seluruh negara. Banyak dari stadion ini membutuhkan peningkatan signifikan untuk meningkatkan keselamatan, namun biaya peningkatan tersebut terlalu mahal bagi banyak otoritas lokal.
Tantangan lain yang dihadapi oleh PSSI adalah kebutuhan untuk mengubah budaya sepak bola di Indonesia. Kekerasan dan kekerasan suporter telah lama dikaitkan dengan sepak bola di negara ini. Mengubah budaya ini akan memerlukan upaya bersama dari semua pihak yang terlibat dalam olahraga ini.
Peristiwa tragis pada bulan Oktober 2022 telah menyoroti kebutuhan untuk meningkatkan langkah-langkah keselamatan dalam pertandingan sepak bola di Indonesia. Keputusan untuk menunda pertandingan ulangan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya adalah langkah yang diperlukan untuk menjamin keselamatan para pemain, ofisial, dan penggemar. Namun, tantangan yang dihadapi oleh Asosiasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) dalam menerapkan langkah-langkah tersebut cukup besar, dan memerlukan upaya bersama dari semua pihak yang terlibat dalam olahraga ini untuk menghasilkan perubahan yang bermakna.